Kelompok 5
Alfian Muhammad R. (05)
Farelldo Anggana H. (12)
Karenima Eka W. N. (18)
Natalia Yuliska (24)
Shalsabila (30)
Yusuf Ridlo (36)
PERKEMBANGAN MUKA BUMI
A. Teori
Perkembangan Muka Bumi Oleh Para Ahli
1.
Alfred Lothar Wegener (1880-1930)
Menurut
Wegener, hanya terdapat satu benua yang sangat besar dan disebut Pangea. Benua ini retak kemudian bergeser saling
menjauhi dan membentuk Gondwana.
Setelah itu Gondwana terurai,
benua Amerika, Eropa, Afrika, Australia, dan Antartika. Teori ini diperkuat
oleh bentuk Amerika Selatan di sepanjang bagian timur yang apabila didekatkan
dengan benua Afrika sebelah barat akan cocok berbentuk lekukannya. Selain itu,
lekukan pada bagian selatan Benua Australia juga apabila didekatkan akan cocok
dengan lekukan Benua Antartika.
Kecocokan
itu tidak hanya dari segi geografi, tetapi ternyata cocok pula ditinjau dari
segi geologi, yakni jenis dan umur batu-batuan yang kira-kira sama. Peristiwa
pergeseran itu berlangsung selama jutaan tahun dan masih terus bergerak sampai
sekarang.
2.
Descrates (1596-1650)
Teori ini disebut teori kontraksi yang menyatakan bahwa
bumi kita ini makin susut dan mengerut karena pendinginan sehingga terjadi
relief permukaan bumi seperti gunung dan lembah.
3.
James Dana (1813-1895)
James Dana berpendapat bahwa proses pelapukan
dan erosi yang membantuk bentang alam.
4.
Edward Suess (1831-1914)
Teori ini menyatakan bahwa mula-mula dibumi
ini hanya ada dua benua yang berada pada kutub utara dan kutub selatan. Benua
Eurasia ada dikutub utara sedangkan Gondwana berada dikutub selatan.
Masing-masing benua pecah karena tertarik oleh ekuator. Gondwana pecah menjadi
Amerika Selatan, Afrika, Australia, sedangkan Eurasia pecah menjadi Asia,
Eropa, dan Amerika Utara.
B.
Teori Perkembangan Muka Bumi
1.
Teori Continental Drift
![]() |
Teori pengapungan benua
dikemukakan oleh Alfred Wegener pada 1912.
Ia menyatakan
bahwa pada awalnya di bumi hanya ada satu benua maha besar disebut Pangea.
Menurutnya benua tersebut kemudian terpecah-pecah dan terus mengalami perubahan
melalui pergerakan dasar laut. Gerakan rotasi bumi yang sentripugal,
mengakibatkan pecahan benua tersebut bergerak ke arah barat menuju ekuator.
Teori ini didukung oleh bukti-bukti berupa kesamaan garis pantai Afrika bagian
barat dengan Amerika Selatan bagian timur, serta adanya kesamaan batuan dan
fosil di kedua daerah tersebut.
Teori ini dikemukakan kali
pertama oleh Descrates (1596–1650).
Ia menyatakan bahwa bumi
semakin lama semakin susut dan mengerut disebabkan terjadinya proses
pendinginan sehingga di bagian permukaannya terbentuk relief berupa gunung,
lembah, dan dataran.
Teori Kontraksi didukung
pula oleh James Dana (1847) dan Elie de Baumant (1852). Keduanya berpendapat bahwa
bumi mengalami pengerutan karena terjadi proses pendinginan pada bagian dalam
bumi yang mengakibatkan bagian permukaan bumi mengerut membentuk pegunungan dan
lembah-lembah.
3.
Teori Laurasia-Gondwana
![]() |
Teori Laurasia-Gondwana kali pertama
dikemukakan oleh Edward Zuess pada 1884.
Teori ini menyatakan bahwa pada
awalnya bumi terdiri atas dua benua yang sangat besar, yaitu Laurasia di
sekitar kutub utara dan Gondwana di sekitar kutub selatan bumi. Kedua benua
tersebut kemudian bergerak perlahan ke arah equator bumi sehingga pada akhirnya
terpecah-pecah menjadi benua-benua yang lebih kecil. Laurasia terpecah menjadi
Asia, Eropa, dan Amerika Utara, sedangkan Gondwana terpecah menjadi Afrika,
Australia, dan Amerika Selatan.
4.
Teori Konveksi
![]() |
Menurut Teori Konveksi yang dikemukakan oleh Arthur
Holmes dan Harry H. Hess dan dikembangkan lebih lanjut oleh Robert Diesz,
dikemukakan bahwa di dalam bumi yang masih dalam keadaan panas dan berpijar
terjadi arus konveksi ke arah lapisan kulit bumi yang berada di atasnya. Ketika
arus konveksi yang membawa materi berupa lava sampai ke permukaan bumi di mid
oceanic ridge (punggung tengah samudra), lava tersebut akan membeku membentuk
lapisan kulit bumi yang baru sehingga menggeser dan menggantikan kulit bumi
yang lebih tua.
Bukti dari adanya kebenaran Teori Konveksi
yaitu terdapatnya mid oceanic ridge, seperti mid Atlantic Ridge, dan
Pasific-Atlantic Ridge di permukaan bumi.
Bukti lainnya didasarkan pada penelitian umur dasar
laut yang membuktikan semakin jauh dari punggung tengah samudra, umur batuan
semakin tua. Artinya, terdapat gerakan yang berasal dari mid oceanic ridge ke
arah yang berlawanan disebabkan oleh adanya arus konveksi dari lapisan di bawah
kulit bumi.
5.
Teori Lempeng Tektonik
Teori Lempeng Tektonik
dikemukakan oleh Tozo Wilson.
Berdasarkan Teori Lempeng
Tektonik, kulit bumi terdiri atas beberapa lempeng tektonik yang berada di atas
lapisan astenosfer yang berwujud cair kental. Lempeng-lempeng tektonik
pembentuk kulit bumi selalu bergerak karena adanya pengaruh arus konveksi yang
terjadi pada lapisan astenosfer dengan posisi berada di bawah lempeng tektonik
kulit bumi.
Teori lempeng tektonik muncul
setelah Alfred Lothar Wagener, seorang ahli meteorologi dan geologi dari Jerman
dalam buku The Origin of Continents an Oceans (1915), mengemukakan
bahwa benua yang padat sebenarnya terapung dan bergerak di atas massa yang
relatif lembek (continental drift). Selain itu, berdasarkan hasil
pengamatannya beberapa bagian benua terdapat kesamaan bentuk pantai antara
benua satu dengan lainnya. Ia juga mendapati kesamaan geologi dan kesamaan
makhluk yang hidup di pantai seberang.
Inti dari teori lempeng
tektonik adalah kerak Bumi sebetulnya terdiri atas lempengan-lempengan besar
yang seolah mengapung dan bergerak pada lapisan inti Bumi yang lebih cair.
Teori ini dibuktikan oleh pakar-pakar geologi dengan waktu hampir setengah abad
dan diterima sejak tahun 1960-an. Hingga kini teori ini telah berhasil
menjelaskan berbagai peristiwa geologis, seperti gempa bumi, tsunami, dan
meletusnya gunung berapi, serta bagaimana terbentuknya gunung, benua, dan
samudra. Teori ini juga membuktikan bahwa benua-benua selalu bergeser.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar