Kelas :
X-IA 2
Nama Kelompok 1 :
1. Abidha Muthi’ah (1)
2. Annira Giyanita Putri (7)
3. Favo Perdana H.S. (13)
4. Laili Syarafina (19)
5. Ni Putu Candra Devi (25)
6. Sherley Yuliana (31)
Teori Terbentuknya Alam
Semesta, Tata Surya, dan Bumi
B. TEORI
ASAL MULA ALAM SEMESTA
1) Teori
Letusan Hebat
Pada tahun 1917 secara
matematik ditentukan bahwa tampaknya ada massa bahan yang hampir seragam yang
keseimbangannya tak tentu antara kekuatan tarik gravitasi dan kekuatan olek
atau kekuatan dorong kosmik lain yang tak dikenal.
Pada
tahun 1922 seorang ahli fisika Rusia muncul dengan pemecahan soal itu secara
lain, yang mengatakan bahwa kekuatan tolak tidak berperan bahkan jagad raya
terus meluas dan seluruh partikel terbang saling menjauhi dengan kecepatan
tinggi. Karena kekuatan tarik gravitasi, perluasan itu terus
melambat.Sebelumnya, partikel-partikel itu telah bergerak keluar bahkan lebih
cepat lagi.Dalam model jagat raya ini dahulu perluasan mulai pada saat yang
unik yang disebut “letusan hebat”.
Teori
letusan hebat rupanya begitu berlawanan dengan pengetahuan astronomi zaman
sekarang, yang mula-mula sedikit menarik perhatian. Akhirnya sebanyak bintang
dalam galaksi Bimasakti bukannya saling menjauhi satu sama lain, tetapi malahan
berjalan dalam orbit sirkular mengelilingi wilayah pusatnya yang padat. Akan
tetapi, pada tahun 1929 Edwin Hubble, ketika itu ahli astronomi di
Observatorium Mount Wilson, mengemukakan bahwa berbagai galaksi yang telah
diamatinya sebenarnya menjauhi kita, dan menjauhi yang lain, dengan kecepatan
sampai beberapa ribu kilometer per-detik.
Rupanya
galaksi-galaksi ini, seperti halnya Bimasakti kita, menjaga keutuhan bentuk
internalnya selama waktu yang panjang.Galaksi-galaksi itu secara
sendiri-sendiri mengarungi angkasa raya, kira-kira sebagain unit atau partikel
yang bergerak mengarungi ruang angkasa.Teori Einstein dapat diterapkan pada
berbagai galaksi, sebagai ganti bintang-bintang.
Kalau kita kembali ke
tahun 1948, tidaklah ditemukan informasi yang cukup untuk menguji teori letusan
hebat itu. Ahli Astronomi Inggris Fred Hoyle dan beberapa ahli astro-fisika
Inggris mengajukan teori yang lain, teori keadaan tetap yang menerangkan
bahwa jagat raya tidak hanya sama dalam ruang angkasa –asas kosmologi- tetapi
juga tak berubah dalam waktu asas kosmologi yang sempurna. Jadi, asas kosmologi
diperluas sedemikian rupa sehingga menjadi “sempurna” atau “lengkap” dan tidak
bergantung pada peristiwa sejarah tertentu. Teori keadaan tetap berlawanan
sekali dengan teori letusan hebat.
Dalam
teori kedua, ruang angkasa berkembang menjadi lebih kosong sewaktu berbagai
galaksi saling menjauh. Dalam teori keadaaan tetap, kita harus menerima bahwa
zat baru selalu diciptakan dalam ruang angkasa di antara berbagai galaksi,
sehingga galaksi baru akan terbentuk guna menggantikan galaksi yang menjauh.
Orang sepakat mengatakan bahwa zat baru itu ialah hydrogen, yaitu sumber
yang menjadi asal usul bintang dan galaksi.
Penciptaan
zat berkesinambungan dari ruang angkasa yang tampaknya kosong itu diterima
secara skeptis oleh para ahli, sebab hal ini rupanya melanggar salah satu
hukum.
C. TEORI TERBENTUKNYA TATA
SURYA
3) Teori Nebule
atau teori kabut, yang dikemukakan ole Immanuel Kant (1749-1827) dan Piere
Simon de Laplace (1796).
Matahari
dan planet berasal dari sebuah kabut pijar yang berpilin di
dalam jagatraya, karena pilinannya itu berupa kabut yang membentuk bulat
seperti bola yang besar, makin mengecil bola itu makin cepat putarannya.
Akibatnya bentuk bola itu memepat pada kutubnya dan melebar di bagian equatornya
bahkan sebagian massa dari kabut gas menjauh dari gumpalan intinya dan
membentuk gelang-gelang di sekeliling bagian utama kabut itu, gelang-gelang itu
kemudian membentuk gumpalan padat inilah yang disebut planet-planet dan
satelitnya. Sedangkan bagian tengah yang berpijar tetap berbentuk gas pijar
yang kita lihat sekarang sebagai matahari.
Teori
kabut ini telah dipercaya orang selama kira-kira 100 tahun, tetapi sekarang
telah benyak ditinggalkan karena: (1) tidak mampu memberikan jawaban-jawaban
kepada banyak hal atau masalah di dalam tata surya kita dan (2) karena
munculnya banyak teori baru yang lebih memuaskan.
4) Teori
Planetesimal, Thomas C. Chamberlin (1843-1928) seorang ahli geologi dan Forest
R. Moulton (1872-1952) seorang astronom.
Disebut
Planetesimal yang berarti planet kecil karena planet terbentuk dari benda padat
yang memang telah ada.Matahari telah ada sebagai salah satu dari
bintang-bintang yang banyak, pada satu waktu ada sebuah bintang yang berpapasan
pada jarak yang tidak terlalu jauh akibatnya terjadi pasang naik antara
matahari dan bintang tadi. Pada waktu bintang itu menjauh sebagian massa dari
matahari itu jatuh kembali ke permukaan matahari dan sebagian lain berhamburan
di sekeliling matahari inilah yang disebut dengan planetesimal yang kelak
kemudian menjadi planet-planet yang beredar pada orbitnya dan mengelilingi
matahari.
5) Teori
Pasang Surut, Sir James Jeans (1877-1946) dan Harold Jeffreys (1891) keduanya
dari Inggris, teori ini hampir sama dengan teori Planetesimal.
Setelah
bintang itu berlalu dengan gaya tarik bintang yang besar pada permukaan
matahari terjadi proses pasang surut seperti peristiwa pasang surutnya air laut
di bumi akibat gaya tarik bulan. Sebagian massa matahari itu membentuk cerutu
yang menjorok kearah bintang itu mengakibatkan cerutu itu terputus-putus
membentuk gumpalan gas di sekitar matahari dengan ukuran yang
berbeda-beda, gumpalan itu membeku dan kemudian membentuk planet-planet.
Teori
ini menjelaskan mengapa planet-planet di bagian tengah seperti Yupiter,
Saturnus, Uranus dan Neptunus merupakan planet raksasa sedangkan di bagian
ujungnya merupakan planet-planet kecil.Kelahiran kesembilan planet itu karena
pecahan gas dari matahari yang berbentuk cerutu itu maka besarnya planet-planet
iti berbeda-beda yang terdekat dan terjauh besar tetapi yang di tengah lebih
besar lagi.
6) Teori
Awan Debu, dikemukakan oleh Carl von Weizsaeker (1940) kemudian disempurnakan
oleh Gerard P Kuiper (1950).
Tata
surya terbentuk dari gumpalan awan gas dan debu. Gumpalan awan itu mengalami
pemampatan, pada proses pemampatan itu partikel-partikeldebu tertarik ke bagian
pusat awan itu membentuk gumpalan bola dan mulai berpilin dan kemudian
membentuk cakram yang tebal di bagian tengah dan tipis di bagian tepinya.
Partikel-partikel di bagian tengah cakram itu saling menekan dan menimbulkan
panas dan berpijar, bagian inilah yang kemudian menjadi matahari.Sementara
bagian yang luar berputar sangat cepat sehingga terpecah-pecah menjadi gumpalan
yang lebih kecil, gumpalan kecil ini berpilin pula dan membeku kemudian menjadi
planet-planet.
Teori ini hampir sama
dengan teori planetesimal.Dahulu matahari mungkin merupakan bintang
kembar,kemudian bintang yang satu meledak menjadi kepingan-kepingan.Karena ada
pengaruh gaya gravitasi bintang,maka kepingan-kepingan yang lain bergerak
mengitari bintang itu dan menjadi planet-planet.Sedangkan bintang yang tidak
meledak menjadi matahari.
Alam
pada saat itu belum merupakan materi tetapi pada suatu ketika berubah menjadi
materi yang sangat kecil dan padat, massanya sangat berat dan tekanannya besar,
karena adanya reaksi inti kemudian terjadi ledakan hebat.Massa itu kemudian
berserak dan mengembang dengan sangat cepat menjauhi pusat ledakan dan
membentuk kelompok-kelompok dengan berat jenis yang lebih kecil dan trus
bergerak, menjauhi titik pusatnya.
Dentuman
besar itu terjadi ketika seluruh materi kosmos keluar dengan kerapatan yang
sangat besar dan suhu yang sangat tinggi dari volume yang sangat kecil.Alam
semesta lahir dari singularitas fisis dengan keadaan ekstrem.Teori Big Bang ini
semakin menguatkan pendapat bahwa alam semesta ini pada awalnya tidak ada
tetapi kemudian sekitar 12 milyar tahun yang lalu tercipta dari ketiadaan.
Pada
tahun 1948, Gerge Gamov muncul dengan gagasan lain tentang Big Bang.Ia
mengatakan bahwa setelah pembentukan alam semesta melalui ledakan raksasa, sisa
radiasi yang ditinggalkan oleh ledakan ini haruslah ada di alam. Selain itu,
radiasi ini haruslah tersebar merata di segenap penjuru alam semesta.Bukti yang
’seharusnya ada’ ini pada akhirnya diketemukan.Pada tahun 1965, dua peneliti
bernama Arno Penziaz dan Robert Wilson menemukan gelombang ini tanpa
sengaja.Radiasi ini, yang disebut ‘radiasi latar kosmis’, tidak terlihat
memancar dari satu sumber tertentu, akan tetapi meliputi keseluruhan ruang
angkasa.Demikianlah, diketahui bahwa radiasi ini adalah sisa radiasi
peninggalan dari tahapan awal peristiwa Big Bang.Penzias dan Wilson dianugerahi
hadiah Nobel untuk penemuan mereka.
Pada
tahun 1989, NASA mengirimkan satelit COBE (Cosmic Background Explorer).COBE ke
ruang angkasa untuk melakukan penelitian tentang radiasi latar kosmis.Hanya
perlu 8 menit bagi COBE untuk membuktikan perhitungan Penziaz dan Wilson.COBE
telah menemukan sisa ledakan raksasa yang telah terjadi di awal pembentukan
alam semesta.Dinyatakan sebagai penemuan astronomi terbesar sepanjang masa,
penemuan ini dengan jelas membuktikan teori Big Bang.
Bukti
penting lain bagi Big Bang adalah jumlah hidrogen dan helium di ruang angkasa.
Dalam berbagai penelitian, diketahui bahwa konsentrasi hidrogen-helium di alam
semesta bersesuaian dengan perhitungan teoritis konsentrasi hidrogen-helium
sisa peninggalan peristiwa Big Bang. Jika alam semesta tak memiliki permulaan
dan jika ia telah ada sejak dulu kala, maka unsur hidrogen ini seharusnya telah
habis sama sekali dan berubah menjadi helium.
Segala
bukti meyakinkan ini menyebabkan teori Big Bang diterima oleh masyarakat
ilmiah.Model Big Bang adalah titik terakhir yang dicapai ilmu pengetahuan
tentang asal muasal alam semesta.Begitulah, alam semesta ini telah diciptakan
oleh Allah Yang Maha Perkasa dengan sempurna tanpa cacat.
D. TEORI
ASAL MULA BUMI
Lima miliar tahun yang
lalu, sistem
tata surya kita tidak ada. Yang ada hanyalah awan debu dan gas yang secara
perlahan berubah bentuk.sembilan planet, termasuk Bumi, dibentuk dari materi
yang menggumpal, menyerupai gumpalan bola salju, di dalam kabut. Mengenai teori
sejarah asal terbentuknya bumi sebagai berikut:
·
Proses dimulai sekitar 4,6 miliar tahun
yang lalu di pusat nebula matahari.
·
Matahari terbentuk di pusat awan ini.
Sementara itu, gas dan bahan lain di bagian luarnya menggumpal.
·
Bebatun kecil berubah menjadi lebih besar,
membentuk cikal bakal planet, atau protoplanet dengan
diameter beberapa kilometer.
·
Protoplanet saling bertumbuhan satu sama
lain dan menggumpal hingga mencapai ukuran planet (memiliki diameter beberapa
ribu kilometer). Hingga ratusan juta tahun, planet tersebut dibombardir secara
kuat dan terus menerus oleh bebatuan lain.
·
Sekitar 4,5 miliar tahun yang lalu,
bumitelah diselimuti oleh lautan larva yang berasal dari bebatuan yang terbakar
dan luasnya mencapai beberapa kilometre.
·
Secara perlahan, lautan larva tersebut
mendingin membentuk kerak yang dihantam terus menerus oleh berbagai meteor dan
komet.
·
Planet muda kita juga mengalami aktifitas
vulkanik yang melepaskan lapisan udara secara radikal, lapisan udara ini
berbeda dengan lapisan udara saat ini.Keberadaan air dimungkinkan berassal dari
kedalaman bumi atau dibawa dari angkasa oleh komet dan membentuk laut.Pada saat
bersamaan, kerak bumi berupa menjadi benua.
·
Kemunculan benua, laut, dan lapisan
oksigen rendah menghasilkan proses pembentukan molekul yang lebih kompleks,
yang menuntun terciptanya fenomena yang luar biasa, yaitu kehidupan. Bahkan
lebih mengejutkan lagi, kehidupan dengan sangat cepat muncul dari laut, kurang
dari satu miliar tahun setelah bumi tecipta.Kehidupan memerlukan beberapa
miliar tahun lagi ke daratan.
a)
Teori
ato weebar`s hood
Pada waktu
yang hampir bersamaan muncul teori dari ahli ilmu alam [Perancis] George Louis
Leelere Comte de Buffon. Yang mengemukakan bahwa dahulu kala terjadi
tumbukan antara matahari dengan sebuah komet yang menyebabkan sebagian massa matahari terpental ke luar.
Massa yang terpental ini menjadi planet.
b)
Teori
Laplace
Seorang
ahli Matematika dan astronomi Perancis Pierre
Simon Marquis de Laplace 1796 mengemukakan
Bumi terbentuk dari gugusan gas panas yang berputar pada sumbunya, kemudian
terbentuk cincin - cincin. Sebagian cincin gas tersebut, terlempar ke luar
dan tetap terus berputar. Cincin gas yang berputar akan mengalami pendinginan, sehingga
terbentuklah gumpalan - gumpalan bola yang menjadi planet - planet, termasuk Bumi.
c)
Teori
Planetisimal Hypothesis
Di
kemukakan oleh, Forest Ray Moulton, seorang ahli astronomi Amerika bersama rekannya T.C
Chamberlain, seorang ahli geologi, yang mengatakan matahari
terdiri dari massa gas bermassa besar sekali, pada suatu saat didekati oleh
sebuah bintang lain yang melintas dengan kecepatan tinggi di dekat matahari.
Pada waktu bintang melintas di dekat matahari dan jarak keduanya relatif dekat,
maka sebagian massa gas matahari ada yang tertarik ke luar akibat adanya gravitasi dari bintang yang
melintas tersebut. Sebagian dari massa gas yang tertarik ke luar ada yang pada
lintasan bintang dan sebagian lagi ada yang berputar mengelilingi matahari
karena gravitasi matahari. Setelah bintang melintas berlalu, massa gas yang
berputar mengelilingi matahari menjadi dingin dan terbentuklah cincin yang
lama-kelamaan menjadi padat dan disebut planetisimal. Beberapa planetisimal
yang terbentuk akan saling tarik - menarik dan bergabung menjadi satu dan pada
akhirnya membentuk planet, termasuk Bumi.
d)
Teori
Tidal
Dua orang
ilmuwan Inggris, James Jeans dan Harold Jeffreys, pada
tahun 1918 mengemukakan teori tidal. Mereka mengatakan pada saat bintang
melintas di dekat matahari, sebagian massa matahari tertarik ke luar sehingga
membentuk semacam [cerutu].Bagian yang membentuk cerutu ini akan mengalami
pendinginan dan membentuk planet - planet, yaitu Merkurius, Venus, Bumi, Mars,
Yupiter, Saturnus, Uranus, dan Neptunus.
e)
Teori
Weizsaecker
Pada tahun
1940, C.Von
Weizsaecker, seorang ahli astronomi
Jerman mengemukakan tata surya pada mulanya terdiri atas matahari yang
dikelilingi oleh massa kabut gas. Sebagian
besar massa kabut gas ini terdiri atas unsur ringan, yaitu hidrogen dan helium. Karena
panas matahari yang sangat tinggi, maka unsur ringan tersebut menguap ke
angkasa tata surya, sedangkan unsur yang lebih berat tertinggal dan
menggumpal. ini akan menarik unsur - unsur lain yang ada di angkasa tata
surya dan selanjutnya berevolusi membentuk planet - planet, termasuk Bumi.
f)
Teori
Kuiper
Gerald
P.Kuiper mengemukakan bahwa pada mulanya
ada nabula besar berbentuk piringan cakram. Pusat piringan adalahprotomatahari, sedangkan massa gas yang berputar mengelilingi promatahari adalah protoplanet. Dalam teorinya,
beliau juga memasukkan unsur - unsur ringan, yaitu hidrogen dan helium. Pusat
piringan yang merupakan protomatahari menjadi sangat panas, sedangkan
protoplanet menjadi dingin. Unsur ringan tersebut menguap dan malia
menggumpal menjadi planet - planet.
g)
Teori
Whipple
Fred
L.Whipple, seorang ahli astronom Amerika
mengemukakan pada mulanya tata surya terdiri dari gas dan kabut debu aneh yang
mengandung nitrogen yang sedikit kosmis yang berotasi membentuk semacam
piringan. Debu dan gas yang berotasi menyebabkan terjadinya pemekatan
massa dan akhirnya menggumpal menjadi padat, sedangkan kabutnya hilang menguap
ke angkasa. Gumpalan yang padat saling bertabrakan dan kemudian membentuk
planet - planet.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar